Mengenai tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Nama lengkapnya Sa’ad bin ‘Ubadah bin Dalim bin Haritsah al-Khazrajy. Biasa dipanggil Abu Tsabit. Pada masa jahiliyah digelari al-Kamil (yang lengkap) karena pandai menulis, berenang dan memanah. Ketua Bani Saa’idah. Wafat pada tahun 15 Hijriah di Syam (sekarang Syiria).
Beliau salah satu amir/pangeran yang dihormati pada masa jahiliyah. Begitu juga salah satu ketua dari dua belas orang yang ikut dalam pembaiatan ‘Aqobah kedua’. Selesai dilaksanakan pembaitan secara rahasia dan orang-orang Anshor bersiap-siap untuk pergi, orang Quraisy tahu bahwa orang-orang Anshor telah membait ikut Rasulullah. Orang-orang Quraisy pun merasa berang dan marah. Mulailah orang-orang Quraisy mengacau kendaraan mereka. Akhirnya diketahui bahwa diantara orang-orang Anshor yang pergi adalah Sa’ad bin ‘Ubadah. Beliau ditangkpa kemudian tanggannya diikat hingga lehernya dengan tali panjang (yang biasa untuk mengikat hewan). Beliau dibawa ke Mekkah. Sesampainya tiba Mekkah, beliau dipukuli dan diasingkan.
Pada masa jahiliyah, beliau dan ayahnya mempunyai benteng yang dipanggil “Man Ahabba as-Syahm wa al-lahm, fal-Ya’ti athim Dalim bin Haritsah”(Siapa ingin lemak dan daging, datanglah benteng Dalim bin Haristah)
Setiap hari beliau datang ke tempat Rasulullah membawa susu asam yang berisi bubur, daging. Begitu juga kepada istri-istri Rasulullah. Karena kebaikannya itu, Rasulullah mendo’akan beliau; “Ya Allah, jadikan keselamatan dan rahmatmu untuk keluarga Sa’ad bin ‘Ubadah.”(HR.Abu Daun dan Ahmad, aslinya hadits ini panjang). Suatu hari datang kepada Rasulullah, beliau bertanya; “Wahai Rasul, ibu sudah meninggal tapi ia pernah nadhar. Apakah aku akan diberi pahala sekiranya saya memerdekan budak atas nama ia? Rasulullah menjawab; “Merdekakan hamba atas nama ibumu.”
Beliau adalah sahabat yang sangat militan dan bersemangat dalam berislam tinggi. Hingga suatu saat Rasulullah bersabda; “Dia itu orang yang bersemangat, dan saya lebih bersemangat dan Allah jauh lebih bersemangat dariku”.(HR. Bukhori). Selama meyakini kebenaran Islam, tidak hanya harta dan kekayaannya yang diberikan untuk kemajuan Islam. Tapi semua kemampuan dan kemahirannya juga. Beliau adalah orang yang pandai memanah. Selama berperang bersama Rasulullah, pengorbanannya sangat besar. Hampir dalam seluruh peperangan yang ikut, beliaulah yang membawa bendera Islam.
Pada waktu penaklukan Mekkah, Rasulullah menjadikan beliau sebagai amir/pengeran bagi tentara kaum muslimin di Tholi’ah. Setelah wafatnya Rasulullah, beliau salah seorang yang dicalonkan menjadi kholifah. Ketika datang Abu Bakar, Umar bin Khottob, Abu ‘Ubaidah di teras bani Sa’idah, orang-orang Anshor membaiat Abu Bakar as-Siddiq menjadi kholifah. Begitu juga Sa’ad bin ‘Ubadah. Waktu itu beliau sedang sakit.
Selama hidup bersama Rasulullah, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 21 hadits. Diantara hadits riwayatnya; Rasulullah bersabda; “Barang....
No comments:
Post a Comment