Nama lengkapnya Abdullah bin Rawaaha bin Tsa’labab al-Anshory al-Khazrojy. Panggilannya Abu Muhammad. Paman daripada Nu’man bin Basyir. Wafat pada tahun 8 Hijriah.
Setelah selesai pembaiatan Aqobah yang kedua, beliau berdiri di samping Rasulullah. Kemudian bertanya kepada Rasulullah; “Wahai Rasulullah, silahkan Engkau beri aku syarat yang diingin Allah dan Rasul-Nya.”
Pada waktu Rasulullah melakukan hijrah ke Madinah, beliau diantara orang yang menyambut kedatangannya. Mulailah beliau mengambil pelana ontanya. Kemudian berkata; “Selamat datang wahai Rasulullah, Engkaulah pembawa kejayaan dan perintah.”
Pada waktu perang Badr, orang-orang Quraisy mengajak untuk bertarung. Beliau bersama dua belas yang lain dari kaum Anshor keluar memenuhi ajakan Quraisy. Tapi akhirnya pihak Quraisy menolak pertarungan itu. Pihak Quraisy meminta Rasulullah untuk memilih orang-orang yang kuat dan gagah dalam pertarungan itu.
Selama berjuang dalam tegaknya Islam, beliau ikut perang Badr, Uhud, Handaq, perjanjian Hudaibiyah dan umroh qodho dan pernah disuruh Rasulullah untuk memimpin suatu pertempuran.
Pada waktu Rasulullah melaksanakan umroh qodho, beliau yang memegang tali kendali unta Rasulullah sembari berkata dengan penuh semangat; “
“Tersesatlah jalan yang orang-orang kafir, kebenaran ada di tangan Rasulullah”, “Kami perangi kalian atas perintahnya begitu juga kami perangi kalian atas perintah Allah”
Mendengar ucapannya itu, Umar bin Khottob pun merasa takut akan menimbulkan perang. Kemudian Rasulullah berkata padanya; “Aku mendengar apa yang kamu takutkan wahai Umar.” Setelah itu Rasulullah perintahkan untuk membaca; “La ilahaillallah wahdahu. Shodaqo wa’dahu, wa nasharo ‘abdahu wa hazamal-ahzab wahdau (Tidak ada tuhan selain Allah, dia-lah Dzat yang tunggal, selalu menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan orang-orang yang bercerai-berai dengan kekuasaan-Nya.”
Beliau mempunyai seorang budak wanita berkulit hitam. Suatu hari beliau marah denganya hingga ditampar pipi budak itu. Kemudian beliau datang kepada Rasulullah. Rasulullah bertanya kepadanya mengenai budak wanita itu. Beliau menjawab; “Dia berpuasa, melaksanakan sholat dan berwudhu dengan baik begitu juga bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Engkau adalah utusa-Nya.” Rasulullah berkata; “Budak wanita itu adalah wanita mukminah.” Beliau berkata; “Demi Dzat yang telah mengutusmu sebagai nabi dengan kebenaran, aku akan merdekakan dia dan nikahi dia.” Setelah itu, beliau pun memerdekakannya dan menikahinya. Mendengar berita itu, orang-orang musyrik mencela perbuatan itu. Mereka berkata; “Dia menikahi budak wanita.” Mereka menginginkan untuk menikah karena hendak dijadikan golongannya. Maka turunlah ayat al-Qur’an; “Dan seorang budak wanita mukminah itu lebih baik daripadan yang musyrik meskipin mungkin lebih cantik dan mentakjubkan kamu.”(QS.al-Baqoroh;221).
Suatu hari beliau datang ke rumah Rasulullah, sedangkan Rasulullah sedang berkhutbah di atas mimbar. Beliau mendengar Rasulullah berkata; “Duduklah kalian.” Beliaupun duduk di luar masjid hingga selesai khutbahnya. Setelah itu beliau menyampaikan apa yang didengar tadi. Rasulullah pun berkata; “Semoga Allah menambahkan rasa cintamu untuk taat pada Allah dan Rasul-Nya.”
Pada waktu terjadi perang Mu qtah, Rasulullah mengangkat beliau menjadi salah satu pemimpin. Ketika orang-orang Islam mendoakan mereka yang berperang agar kembali dengan selamat, beliau berkata;
“Tapi aku hanya meminta ampunan dari ar-Rahman (Allah), dan juga gempuran terhadap musuh yang mematikan.” Sebelum berangkat, beliau menghadap Rasulullah untuk minta diri dan meminta nasehat darinya. Beliau bertanya; “Wahai Rasul, perintahkan suatu perkara untuk saya kerjakan.” Rasulullah bersabda; “Besok kamu akan datang di suatu negeri yang sedikit sekali orang bersujud, maka perbanyaklah bersujud.” Beliau bertanya lah; “Ada yang lain, wahai Rasul.” Beliau bersabda; “berzikirlah dengan nama Allah karena akan menjadi penolong apa yang kamu inginkan.”
Orang-orang muslim berdiri menghadap musuhnya, pasukan Rum. Beliau berkata; “Wahai tentara sekalian, demi Allah apa yang kalian tidak sukai karena keluar untuk berperang adalah untuk meminta mati syahid. Kami memerangi musuh bukan karena jumlah banyak, persiapan yang baik. Kami memerangi mereka karena agama Islam yang Allah telah muliakan kita dengan agama itu. Majulah menghadapi musuh itu karena hanya dua kebaikan; menang atau mati syahid!!!”
Diantara hadits yang diriwayatkan beliau adalah Rasulullah melarang suami datang tengah malam mengetuk pintu istrinya.
No comments:
Post a Comment