Home » » Suhail bin Amru

Suhail bin Amru

Nama lengkapnya Suhail bin Amru bin Abdu Syam bin Abdu Wud bin Nasr bin Malik bin Hasal bin Ibn 'Amir bin Lua bin Gholib bin Fahr al-Quriasyi al-Amiry. Beliau adalah ayah dari Abu Jundil.

Beliau adalah orang berpengaruh di Quraisy. Sang orator dan juru bicara di kaumnya. Pada masa jahiliyah beliau sangat memusuhi Islam dan Rasulullah. beliau selalu berusaha memalingkang dakwah Islam yang dibawa Rasulullah dari manusia dengan segala cara. Kebencian terhadap Islam begitu kentara. Setelah beberapa lama kemudian, beliau dikejutkan oleh berita bahwa anaknya Abdullah dan Ummu Kultsum masuk Islam dan ikut berhijrah ke Habaysah (Ethopia).

Perang Badr merupakan lembaran sejarah baru baginya. Beliau ikut berperang di Badr dari kelompok yang memusuhi Islam. Waktu itu kelompok yang memusuhi Islam dapat dikalahkan. Kemenangan ada di pihak muslim. Beliau termasuk diantara orang-orang yang menjadi tawanan pihak muslim. Dirinya merasa enggan mengakui kekalahannya. Ketika beliau hendak menebus dirinya dengan hartanya agar dibebaskan, Umar bin Khottob langsung memandanginya. Umar berkata kepada Rasulullah, "Biarkan aku patahkan gigi depanya supaya tidak dapat berbicara lagi di tempat-tempat kumpul Quraisy." Rasulullah menjawab, "Jangan, biarkan saja begitu wahai Umar. Semoga kelak akan membuatmu senang dan gembira, inysa Allah."

Beberapa tahun kemudian, terjadilah perdamaina Hudaibiyah antara Rasulullah dengan pengikut kafir Quraisy. Suhail bin Imran menjadi utusan dari kafir Quraisy dalam perundingan itu setelah utusan-utusan sebelumnya tidak mampu menandingi kejujuran dan kabaikan Rasulullah. Perbincangan dan dialog berlangsung antara Suhail dengan Rasulullah. beliau berusaha meyakinkan Rasulullah dengan perjanjian itu.

Pada tahun 8 Hijriah, Rasulullah bersama umat Islam pergi untuk mentaklukan Mekkah setelah kafir Quraisy mengingkari perjanjian yang dibuat dengan Rasulullah. Sejak penaklukan Mekkah, umat Islam yang dulunya berhijrah, kini kembali ke tempatnya semula dengan rasa aman. Bendera Islam berkibar di mana tanpa rasa takut dimusuhi dan ditekan dari orang-orang yang tidak senang. Meskipun demikian, Rasulullah tetap memperlakukan orang-orang musyrik Quraisy penuh toleran dan saling menghormati. Dengan rendah hati Rasulullah berucap di depan mereka, "Wahai orang-orang Quraisy semua, Apa yang kalian kira yang akan saya perbuat terhadap kalian?" orang yang dulunya memusuhi Rasulullah dan ajaran Islam, Suhail bin Imran menjawab, "kami kira suatu kebaikan, wahai saudara yang baik dan anak yang baik." Setelah itu Rasulullah berkata kepada mereka, "Silahkan kalian pergi (sesuka hati) sebab kalian sudah merdeka (bebas)..!!

Mendengar ucapan itu, beliau meminta kepada anaknya, Abdullahm, untuk meminta perlindungan dari Rasulullah. anaknya bergegas menjumpai Rasulullah menyampaikan maksudnya. Setelah beberapa lama, Rasulullah berkata kepada para sahabat, "Barangsiapa diantara bertemu Suhail, jangan sekali-kali sakiti dan cederai dia. Demi jiwaku, Suhail adalah seorang yang mempunyai akal sehat dan kemuliaan…"). Akhirnya beliau tanpa ada paksaan dan tekanan, menyatakan masuk Islam. Orang-orang yang masuk Islam ketika penaklukan Mekkah dijuluki thulaqo (orang-orang yang merdeka (bebas).

Meski beliau baru masuk Islam setelah penaklukan Mekkah, beliau berani merubah menjadi seorang hamba Allah yang sangat taat, berzuhud dan siap berjuang untuk kejayaan Islam.

Setelah mendengar wafatnya Rasulullah, keimanannya kepada ajaran Islam tetap tertancap dalam hatinya. Tidak berubah sedikitpun. Bahkan dengan lantangnya beliau berkata kepada sahabat yang lain, "Barang siapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan tidak akan mati."(HR.Baihaqi)

Sikap dalam perjuangan untuk menegakkan ajaran Islam (setelah wafatnya Rasulullah) dapat dilihat dari keberaniannya sebagaimana ditunjukkan oleh Abu Bakar di Madinah. Meski tinggal di Mekkah, beliau berusaha untuk memperjuangkan nilai-nilai ajaran Islam. Beliau sadar bahwa keislamannya masih baru dibanding sahabat-sahabat yang lainnya. Maka tidak heran jika waktunya digunakan untuk taqarrub kepada Allah.

Pada waktu terjadi perang antara umat Islam dengan bangsa Rum di Syam, beliau memangil anak-anaknya, istrinya dan cucunya untuk memberikan arahan mengenai perjuangan di jalan Allah. Dengan suara lantang beliau berkata, "Demi Allah, sekali-kali saya tidak akan tinggalkan perjuanganku dengan Islam seperti perjuanganku dulu dengan barisan Musyrik, begitu juga saya akan menafkahkan semua yang ada seperti yang saya perbuat dengan barisan musryrik dulu. Demi Allah, hingga pun mati syahid di jalan Allah ini, saya tidak akan mundur menghadapi musuh Islam."

Dalam peperangan itu beliau masih diberi umur panjang. Sehingga beliau masih sempat ikut dalam perang Yarmuk. Meski pada waktu perang Yarmuk umat Islam mendapatkan cobaan kekalahan, hanya beliau masih berumur panjang. Hingga dari peperangan ke peperangan beliau ikuti. Di perkampungan 'Amwas, di negeri Syam, terjadi wabah penyakit pes (mematikan). Beliau terkena penyakit itu. Beliau bersama semua keluarganya wafat akibat terkena penyakit pes (tho'un).

Share this article :

No comments:

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Selamat Datang - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger