…Kitab suci Tuhanku, kitab suci Tuhanku.”
Nama sebenarnya Ikrimah bin Amru bin Hisyam al-Makhzumy. Biasanya dipanggil Abu Utsman. Beliau adalah anak dari Abu Jahal, seorang pembesar kafir di Mekkah. Sebelum beliau masuk Islam, beliau dan ayahnya adalah orang yang paling benci dan memusuhi Rasulullah. Keduanya ikut dalam penyiksaann umat Islam. Di kalangan Quraisy, beliau adalah orang terpandang, terhormat dan banyak hartanya.
Pada waktu ayahnya memimpin perang Badr, ayahnya bersumpah kepada patung al-Laata dan al-‘Uzza tidak akan kembali ke Mekkah sebelum mengalahkan Rasulullah. Ayahnya turun ke Badr selama tiga malam. Selama di Badr minunamannya arak, makanannya yang haram dan didendangkan suara musik. Anaknya, Ikrimah adalah tumpuan ayahnya dalam perang Badr. Sebab anaknya pemberani dan pandai berperang. Hanya saja al-Laata dan al-Uzza tidak mampu mendengar panggilan dan sumpahnya itu. Karena keduanya hanyalah patung yang tidak dapat mendengar. Apalagi menolong tuannya. Ayahnya terkapar tak berdaya oleh serangan umat Islam. Dilihatnya, anaknya juga berlumuran darah oleh panah dan tombak umat Islam. Terdengar suara merintih kesakitan.
Rasulullah melarang umat Islam menghina ayahnya sebab menghina orang yang sudah mati sama saja menyakiti orang yang masih hidup. Begitu juga melarang umat Islam memangil beliau dengan nama Ikrimah bin Abu Jahal. Beliau selalu meletakkan mushaf al-Qur’an di wajahnya sambil berkata; “Kitab suci Tuhanku, kitab suci Tuhanku.” Beliau pernah diutus Abu Bakar dengan tentaranya ke Amman dan Yamman, setelah itu ke Syam untuk membrantas orang-orang muslim keluar dari ajaran Islam. Pada waktu terjadi perang Yarmuk beliau berteriak; “Siapa yang membaiat untuk kematian.” Maka kurang lebih empat ratus umat Islam membaiatnya hingga mereka mendapatkan kebaikan yang melimpah.
Setelah sakit yang dideritanya akibat tusukan, pukulan dan lemparan lembing pada tahun 13 Hijriah pada waktu khilafah Abu Bakar, beliau menghembuskan nafas terakhir sebagai syahid. Ternyata luka-lukanya itu mencapai tujuh puluh lebih.
No comments:
Post a Comment