Home » » Makna Ilah

Makna Ilah

Hudzaifah.org - Sahabat muslim, pada kesempatan kali ini, kita membahas makna "Ilah". Kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah”, tiada Ilah selain Allah, tidak mungkin dapat dipahami kecuali dengan memahami terlebih dahulu makna “Ilah”. Karena tanpa memahami maknanya, maka bisa jadi kalimat tauhid itu hanya sekedar menjadi ucapan rutinitas dalam sholat sehari-hari tanpa ada wujud nyatanya dalam realitas kehidupan kita. Untuk itu, marilah kita memahami apa makna di balik kata “Ilah” itu.

Kata “Ilah” berasal dari kata “Aliha” yang memiliki empat makna utama, yaitu sakana ilaihi (merasa tenang kepadanya), istijaaro bihi (berlindung kepadanya), asy syauqu ilaihi (selalu merindukannya) dan wull’a bihi (mencintainya).

Makna yang pertama adalah sakana ilaihi, artinya merasa tenang kepadanya. Manakala mendengar nama Ilah-nya disebut, ia merasa senang. Ketika sang Ilah diingat-ingat olehnya, ia merasa tenteram.

Makna yang kedua adalah istijaaro bihi, artinya berlindung kepadanya. Ketika bersama Ilah-nya, ia merasa aman. Karena sang Ilah dianggapnya memiliki kekuatan yang mampu menolongnya dari kesulitan.

Makna yang ketiga adalah asy syauqu ilaihi, artinya selalu merindukannya. Ada keinginan untuk selalu bertemu dengan Ilah-nya. Ada kegembiraan apabila bertemu dengan sang Ilah.

Makna yang keempat adalah wull’a bihi, artinya mencintainya. Ia mencintai Ilah-nya, walau bagaimanapun keadaannya. Ia selalu beranggapan bahwa sang Ilah memiliki kelayakan untuk dicintai sepenuh hati.

Sahabat muslim, dari keempat makna yang telah dijelaskan di atas, maka pengertian-pengertian makna Ilah tersebut hanyalah hak Allah semata, tidak boleh diberikan kepada selain-Nya. Laa Ilah, tiada Ilah, Illallah, kecuali hanya Allah semata. Artinya, tiada yang membuat tenang, kecuali hanya Allah saja. Tiada tempat berlindung, kecuali hanya Allah saja. Tiada yang selalu dirindukan, kecuali hanya Allah saja. Tiada yang dicintai, kecuali hanya Allah saja.

Karena empat perasaan itu demikian mendalam dalam hatinya, maka ia rela dengan penuh kesadaran untuk menghambakan diri kepada sang Ilah. Jadi, konsekuensi dari empat makna kata ”Aliha” adalah ’abadahu (menghamba/mengabdi padanya). Kata ’abadahu ini mengandung tiga makna, yaitu kamalul mahabbah (kecintaan yang sempurna), kamalut tadallul (menghinakan diri di hadapannya dengan sempurna), kamalul khudhu' (menundukkan diri dengan sempurna).

”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS Al Baqarah 2:165)

Seorang muslim yang amat sangat mencintai Allah swt (kamalul mahabbah), maka semua akibat cinta siap dilaksanakannya, siap berkorban, memberi loyalti, taat dan patuh pada-Nya.

Seorang muslim yang amat sangat merendahkan diri di hadapan Allah swt (kamalut tadallul), maka menganggap dirinya sendiri tidak berharga, dan bersedia bersikap rendah serendah-rendahnya di hadapan-Nya.

Seorang muslim yang amat sangat tunduk pada Allah swt (kamalul khudhu'), maka akan selalu mendengar dan taat tanpa reserve, serta melaksanakan semua perintah-Nya.

Dengan demikian, karena Allah adalah satu-satunya Ilah, tiada sekutu bagi-Nya, Laa ilaaha Illallah, maka sudah seharusnya seorang muslim membuktikannya dengan totalitas penghambaan kepada-Nya, mengabdi pada-Nya dengan segenap kemampuan yang dimiliki.

Sahabat muslim, insya Allah akan kita sambung ke bagian ke-2.
Share this article :

No comments:

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Selamat Datang - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger