Hudzaifah.org - Aa Gym menikah lagi! Hal ini membuat kita (mungkin) tersentak. Sampai Presiden SBY pun ikut merespon masalah poligami AA Gym. Tapi bagi orang-orang yang beriman, mereka akan segera meluruskan prasangkanya kepada saudaranya dan memurnikan kembali ibadahnya dan kembali taat kepada firman Tuhannya, bahwa poligami itu memang dihalalkan dalam Islam.
"Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap perempuan-perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil (dalam hal-hal yang bersifat lahiriah jika mengawini lebih dari satu), maka kawinilah seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. An Nisa :3).
Lantas siapakah yang berani mengharamkan yang sudah dihalalkan Allah? Melainkan hanyalah orang-orang fasiq yang berkata, "kami dengar, tapi kami tidak taat." Seperti Ahli Kitab yang beriman kepada sebahagian kitab dan mengingkari sebahagiannya lagi. ”Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. “ (QS. Al-Baqarah : 85).
Tidak hanya dalam Islam, di dalam agama lain pun Poligami itu dibolehkan. Di dalam Injil Perjanjian Lama diceritakan bahwa Nabi Dawud mempunyai isteri tiga ratus orang, dan Nabi Sulaiman mempunyai tujuh ratus orang isteri.
Jujur saja, penulis sangat sedih ketika mendengar adanya komentar-komentar miring yang seakan menyudutkan orang yang berpoligami. Sampai-sampai, ketika tokoh kita itu disiarkan menjelaskan alasannya berpoligami, maka ada penonton TV yang dengan sinis berkata, "Cuma bisa ngomong aja! Ngga' akan ada yang bakalan dengerin omongan kamu lagi!", ujarnya kepada tokoh kita tersebut. Dan penulis juga mendapat SMS sejenis, yang bernada sinis, yang menanyakan komentar penulis tentang poligami
Astaghfirullah.... Ya Allah, ampunilah mereka yang mencela, yang mungkin belum paham bahwa poligami itu sesungguhnya dihalalkan. Kalau kita memang tidak mau berpoligami, ya itu hak masing-masing orang. Tapi jangan sampai menjadi mencela orang yang berpoligami, apalagi sampai mengharamkan.
Anggota DPR dan Aa Gym
Ada dua hal yang saat ini seperti ditunjukkan Allah swt pada kita. Tentang kasus perselingkuhan seorang anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar dan poligami tokoh kita. Yang satu berzina, dan yang satu lagi mengambil jalan yang dihalalkan Allah. Manakah yang lebih baik jalan keluarnya? Yang satu membuat Rumah Tangga berantakan dan memalukan, sedang yang satu lagi, RT nya kian harmonis dan kita menjadi bangga pada sosok isteri pertama Aa Gym yang sabar dan tegar.
Setiap orang berbeda kemampuan dan kebutuhannya. Belum tentu yang berpoligami itu lebih buruk daripada yang monogami. Ada yang monogami tapi akhlaknya buruk kepada isterinya. Tapi ada juga yang berpoligami tapi akhlaknya baik kepada kedua isterinya.
Poligami Adalah Pilihan
Jadi hal ini, poligami, adalah masalah pilihan pada sebuah situasi, yang tentu berbeda pada setiap manusia, dan sebuah solusi bagi permasalahan sosial. Dan kasus seperti anggota DPR RI itu, jangan sampai terjadi lagi. "Jika kamu takut tidak bisa berbuat adil maka (nikahilah) satu isteri." (An-Nisa': 3).
Berpoligami itu tidak mudah karena harus memiliki syarat bisa berlaku adil. Jika tidak, maka "Barangsiapa yang mempunyai dua isteri, kemudian lebih mencintai kepada salah satu di antara keduanya maka ia datang pada hari kiamat sedangkan tubuhnya miring sebelah." (HR. Al Khamsah).
"Dan kamu sekali-kali ridak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.." (An-Nisa': 129).
Semoga bagi suami yang berpoligami mendapat pahala dari Allah swt karena sudah bersedia menolong saudarinya. Dan sang isteri pertama semoga mendapatkan jannah-Nya, atas kesabarannya. Pun isteri kedua, semoga juga mendapatkan jannah, karena membantu Rumah Tangga suaminya.
Walau penulis pribadi dan mungkin golongan seperti penulis, jujur saja tidak mau dipoligami, tapi yang jelas.. jangan mencemooh dan jangan mengharamkan poligami! Karena "Siapakah hukumnya yang lebih baik selain hukum Allah untuk orang-orang yang mau beriman?" (al-Maidah: 50). [ayat al akrash]
"Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap perempuan-perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil (dalam hal-hal yang bersifat lahiriah jika mengawini lebih dari satu), maka kawinilah seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. An Nisa :3).
Lantas siapakah yang berani mengharamkan yang sudah dihalalkan Allah? Melainkan hanyalah orang-orang fasiq yang berkata, "kami dengar, tapi kami tidak taat." Seperti Ahli Kitab yang beriman kepada sebahagian kitab dan mengingkari sebahagiannya lagi. ”Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. “ (QS. Al-Baqarah : 85).
Tidak hanya dalam Islam, di dalam agama lain pun Poligami itu dibolehkan. Di dalam Injil Perjanjian Lama diceritakan bahwa Nabi Dawud mempunyai isteri tiga ratus orang, dan Nabi Sulaiman mempunyai tujuh ratus orang isteri.
Jujur saja, penulis sangat sedih ketika mendengar adanya komentar-komentar miring yang seakan menyudutkan orang yang berpoligami. Sampai-sampai, ketika tokoh kita itu disiarkan menjelaskan alasannya berpoligami, maka ada penonton TV yang dengan sinis berkata, "Cuma bisa ngomong aja! Ngga' akan ada yang bakalan dengerin omongan kamu lagi!", ujarnya kepada tokoh kita tersebut. Dan penulis juga mendapat SMS sejenis, yang bernada sinis, yang menanyakan komentar penulis tentang poligami
Astaghfirullah.... Ya Allah, ampunilah mereka yang mencela, yang mungkin belum paham bahwa poligami itu sesungguhnya dihalalkan. Kalau kita memang tidak mau berpoligami, ya itu hak masing-masing orang. Tapi jangan sampai menjadi mencela orang yang berpoligami, apalagi sampai mengharamkan.
Anggota DPR dan Aa Gym
Ada dua hal yang saat ini seperti ditunjukkan Allah swt pada kita. Tentang kasus perselingkuhan seorang anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar dan poligami tokoh kita. Yang satu berzina, dan yang satu lagi mengambil jalan yang dihalalkan Allah. Manakah yang lebih baik jalan keluarnya? Yang satu membuat Rumah Tangga berantakan dan memalukan, sedang yang satu lagi, RT nya kian harmonis dan kita menjadi bangga pada sosok isteri pertama Aa Gym yang sabar dan tegar.
Setiap orang berbeda kemampuan dan kebutuhannya. Belum tentu yang berpoligami itu lebih buruk daripada yang monogami. Ada yang monogami tapi akhlaknya buruk kepada isterinya. Tapi ada juga yang berpoligami tapi akhlaknya baik kepada kedua isterinya.
Poligami Adalah Pilihan
Jadi hal ini, poligami, adalah masalah pilihan pada sebuah situasi, yang tentu berbeda pada setiap manusia, dan sebuah solusi bagi permasalahan sosial. Dan kasus seperti anggota DPR RI itu, jangan sampai terjadi lagi. "Jika kamu takut tidak bisa berbuat adil maka (nikahilah) satu isteri." (An-Nisa': 3).
Berpoligami itu tidak mudah karena harus memiliki syarat bisa berlaku adil. Jika tidak, maka "Barangsiapa yang mempunyai dua isteri, kemudian lebih mencintai kepada salah satu di antara keduanya maka ia datang pada hari kiamat sedangkan tubuhnya miring sebelah." (HR. Al Khamsah).
"Dan kamu sekali-kali ridak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.." (An-Nisa': 129).
Semoga bagi suami yang berpoligami mendapat pahala dari Allah swt karena sudah bersedia menolong saudarinya. Dan sang isteri pertama semoga mendapatkan jannah-Nya, atas kesabarannya. Pun isteri kedua, semoga juga mendapatkan jannah, karena membantu Rumah Tangga suaminya.
Walau penulis pribadi dan mungkin golongan seperti penulis, jujur saja tidak mau dipoligami, tapi yang jelas.. jangan mencemooh dan jangan mengharamkan poligami! Karena "Siapakah hukumnya yang lebih baik selain hukum Allah untuk orang-orang yang mau beriman?" (al-Maidah: 50). [ayat al akrash]
No comments:
Post a Comment