Gema Al-Quran di Komunitas Anak Punk

Ahmad Zaki (Pengasuh Punk Muslim)

Inilah fenomena baru: ngaji di kalangan anak Punk. Mereka mengeindetitaskan pengajian komunitas underground itu dengan sebutan Punk Moslem.

Adalah Ahmad Zaki, menyisihkan waktunya untuk mengasuh anak-anak punk belajar membaca Al Qur’an. Zaki, menaruh harapan besar, generasi muda ini kelak menjadi agen perubahan untuk menularkan kebaikan kepada rekan-rekan sesama anak-anak punk.

Pergumulan Zaki dengan komunitas anak-anak punk bermula ketika ia bergaul dengan teman-teman komunitas punk di kawasan Pulo Gadung, Ramadhan setahun yang lalu (2007). Ketika itu, Zaki menjadi Event Organigizer (EO) sebuah pertunjukan musik di sebuah kampus. Ia sering mengundang komunitas punk dalam kegiatan pertunjukan musik di mall-mall, kampus dan sekolah-sekolah.

Saat itulah Zaki mendapat tempat di hati anak-anak punk. Mereka sering bertanya, kapan ada job lagi, maksudnya agenda ngeband. “Mereka yakin, secara materi bisa mendapatkan sesuatu, setelah saya menjadi marketing kelompok band mereka,” ujar Zaki mengenang.

Zaki yang aktif di Dompet Dhuafa (DD) rupanya telah mengamati perkembangan anak-anak punk yang acapkali nongkrong di jalan-jalan ini. Meski Zaki bukan anak jalanan, ia merasa terpanggil untuk berdakwah di komunitas anak-anak punk.“Dulu, saya pernah pernah bandel. Setidak-tidaknya, saya tahu kehidupan mereka,” kilahnya.

Di komunitas band underground itulah, Zaki bertemu dengan (alm) Budi Khaironi, orang yang paling disegani di komunitas punk tersebut. Sebelum meninggal akibat kecelakan motor (Maret 2007), Zaki teringat kata-kata yang pernah diucapkan pimpinan komunitas punk itu: “Bang Zaki, tolong bimbing teman-teman kami (secara spiritual).”

Lalu siapa sesungguhnya Budi Khaeroni (32)? Dia adalah anak jalanan jebolan pesantren yang terjun ke jalan. Selain ngeband dan mengamen, Budi pernah menjadi Ketua Panji (Persaudaaran Anak Jalanan Indonesia).

Perlu diketahui, setiap wilayah di Indonesia, mereka punya persaudaraan, komunitasnya sekitar 5000-an, rata-rata muslim. Jika ada teman-teman yang terjaring trantib, Budi-lah yang mengurus untuk membebaskan rekannya itu. Di usia muda, tepatnya 23 Mei 2007 lalu, Budi meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas, meskipun sempat dirawat selama tiga hari di RS. UKI.

Komunitas Punk Moeslem rupanya mulai banyak jaringannya. “Kalau ikut komunitas mereka di Tangerang, shalat Jumat, misalnya, khotibnya pun dari kemunitas mereka sendiri, gayanya metal abis. Termasuk jamaahnya. Memang, nggak semuanya punk, alirannya beragam, ada yang beraliran regge, alternatif, rap, dan aliran musik lainnya,” kata Zaki.

Ternyata Budi tidak sendiri. Ada seorang rekan yang memiliki misi sama untuk mengisi ladang dakwah ini di tengah komunitas anak punk. Ia adalah Bowo, anak kiai jebolan pesantren yang juga habis waktunya di jalan. Sejak itulah, Zaki merasa mendapat dukungan penuh.

“Kalau bukan kita siapa lagi yang akan berdakwah di kalangan anak jalanan. Kalau mau dakwah di komunitas anak jalanan, elu harus main di jalanan. Jika berdakwah di komunitas punk, elu tidak bisa pake baju koko, yang menunjukan kesalehan,” begitu Bowo pernah berujar.

Sebagai generasi punk yang tobat, Budi dan Bowo merasa prihatin dan gerah melihat teman-teman yang mengalami disorientasi dalam hidupnya.

“Kini banyak bermunculan generasi punk yang tidak jelas, apakah punk ideologis atau punk modis. Kalau tahun 1994, banyak punk ideologis. Mereka benar-benar punk. Sekarang sekadar punk mode,” kata Zaki.

Keprihatinan itulah yang mendorong Zaki, Budi dan Bowo menarik anak-anak punk yang sudah bosan dengan jalan hidupnya. Ngeband dan mengaji adalah kultur baru yang hendak ditularkan ke generasi punk. Mereka menyebut identitas kelompoknya dengan sebutan punk Moeslem. Saat ngeband, syairnya pun bernuansakan Islami. Ketika Islam menjadi basic, mereka mulai malu saat berbuat maksiat.

Punk Moslem lahir karena keprihatinan seorang Budi (alm), akan kondisi pemuda yang berada dikomunitas Punk, hidup tanpa orientasi (anti kemapanan) dan meninggalkan agamanya. Punk Moslem itu didirikan sejak Ramadhan 1427 H (2007). Sebelum berdiri Punk Moslem, Budi sempat mendirikan Warung Udix Band yang berdiri 7 tahun yang lalu dan sempat mengeluarkan album indielabel "Anak Bayangan". Di Warung Udix, ia merekrut anak-anak punk dan mengajarkan pendidikan Islam.

“Kalau orang bangga dengan kemusrikan dan dosa-dosa yang mereka lakukan, tapi punk moeslem bangga dengan agama mereka (Islam). Biar mereka anak jalanan, brutal, tapi anak-anak punk moeslem tetap punya Tuhan. Ketika teman-teman menamakan dirinya punk muslim, ada sebagian komunitas yang menolak punk muslim secara tegas. Mereka berkilah, tidak ada tuh anak punk yang punya tuhan atau ideologis.”

Setelah ngeband, anak-anak punk merasa ada sesuatu yang kosong. Sejak 4-5 bulan yang lalu, dibuatlah pengajian rutin. Setiap malam Jumat, diadakan taklim, bentuknya seperti mentoring. Sedangkan Selasa malam, belajar tahsin. Mulanya hanya lima anak yang ngaji, kemudian berkembang menjadi 20 orang, laki-laki dan perempuan. Kini, ngaji bagi mereka adalah sebuah kebutuhan.

Awalnya mereka ada yang atheis. Sampai-sampai ada yang guyon, ah..gue mau masuk Islam atau Kristen dulu. Karena bagi mereka, agama bukanlah sesuatu yang sakral. Kalau pas ngamen, cuma dapat Rp. 300, diantara mereka ada yang teriak: “Allah Maha Pelit”. Setelah dibina, anak itu meyakini Allah itu tidak pelit. Tak ada jalan lain, cara membina mereka adalah dengan cara mendoktrin.

“Ketika anak-anak punk sudah menganggap ngaji sebagai kebutuhan, mereka mengirim pesan singkat (sms), malam ini ngaji nggak? Yang jelas, saya tidak ingin mereka merasa sedang diarahkan untuk masuk sebuah pergerakan atau kelompok harakah tertentu. Saat ini, pengajian kami memang belum ada namanya. Paling-paling, teman-teman menyebut pengajian ini pengajiannya punk moeslem.”

Zaki menargetkan untuk lebih focus membina 20 anak yang rutin mengaji. Suatu ketika, mereka akan merekrut rekan-rekannya sendiri. Syukur-syukur jaringan ini bisa menyebar lagi. Rencananya, awal Juni ini Zaki akan memberi daurah (pelatihan) di puncak. Dari 20 anak yang mengaji, separuhnya sudah ada yang lancar membaca al Quran.

Meski Zaki bekerja di sebuah lembaga sosial (DD), ia tak diminta untuk berdakwah atas nama institusinya. Secara pribadi, Zaki merasa terpanggil. Tak sia-siaa, hasil dari dakwah itu, tak sedikit anak-anak punk yang hijrah dan mulai pandai mengaji. Sebut saja, Lutfie yang meninggalkan dunia obat dan minuman keras. “Harapan saya ke depan, mereka dapat menjadi agen perubahan bagi teman-teman yang lain,” jelas Zaki.

Bukan rahasia umum, anak jalanan kerap dianggap tidak produktif, bahkan dicap sampah masyarakat. Orang kalau berdakwah di masjid itu biasa. Tapi bagaimana jika berdakwah di komunitas anak-anak punk?

Zaki, Budi, dan Bowo adalah segelintir yang mengambil pilihan itu.



Oleh Adhes Satria

Awas, Ada Nabi Palsu!

Ketipu punya uang palsu? Atau tas bermerk tapi palsu? Atau jam tangan palsu? Pastinya nyesek banget dada kita kalo punya barang yang ternyata ketauan palsu. Udah mahal, eh taunya kagak orisinil. Apalagi kalo udah sempet kita bangga-banggain ama temen-temen, aduh mokal berat. Rasanya pengen deh ditelen bumi.

Tapi nggak ada yang lebih bikin ati kesel kalo ternyata ada nabi palsu. Yoi, jaman canggih kayak begini bukan cuma duit atau barang-barang branded yang bisa dipalsuin, tapi nabi juga bisa dibikin tiruannya. Contohnya adalah apa yang diyakini ama orang-orang di aliran al-Qiyadah al-Islamiyah. Mereka ngakunya udah punya nabi lagi setelah Muhammad saw. Malah mereka udah bersyahadat ulang dengan mengganti lafadz “wa asyhadu anna Muhammad ar rasulullah” menjadi “wa asyhadu anna al masih al maw’ud ar rasulullah”. Astaghfirullah al adzim wa na’udzubillahi min dzalik! Jadi aja jamaah al-Qiyadah al-Islamiyah ini diuber-uber kaum muslimin yang keki. Markasnya disatroni umat, dan ajarannya dihujat sebagai sesat. Iyalah, emang jelas-jelas sesat!

Balada nabi palsu
Adalah seorang lelaki paruh baya bernama Ahmad Mushaddeq yang mengaku mendapat wahyu setelah bertapa di padepokannya di sebuah kawasan di Bogor. Setelah itu ia memproklamirkan diri sebagai nabi berikutnya setelah Rasulullah saw. dengan sebutan al masih al maw’ud. Ternyata, nggak sedikit orang yang percaya pada omongan mantan pelatih bulutangkis nasional ini. Dari pemberitaan sedikitnya 50 ribu orang pengikutnya tersebar di sejumlah kota di tanah air. Kebanyakan anak-anak muda, pelajar dan mahasiswa.

Beruntung, tak lama kemudian sejumlah ormas Islam termasuk MUI bergerak. Pemimpinnya dilaporkan ke kepolisian, pengikutnya ajak bertobat, dan ajarannya dinyatakan sesat. Terakhir sang nabi palsu ini pun menyerahkan diri ke pihak yang berwajib.

Sebetulnya bermunculannya orang-orang yang mengaku sebagai nabi palsu sudah ada sejak dahulu kala. Di jaman Nabi saw. masih hidup saja sudah ada orang yang berani mengaku-ngaku sebagai nabi. Yakni Aswad al-’Ansiy dan Musailamah al-Kadzdzab.

Aswad al-’Ansiy sebenarnya adalah Abhalah bin Ka’ab al-’Ansiy. Dia adalah kepala Bani Madzhij di daerah Yaman. Dia seorang tukang tenung (santet), tukang sihir, dan seorang yang kaya raya di Shan’a. Dia sangat berpengaruh di kalangan kaumnya dan banyak yang terpikat kepadanya karena kelebihannya. Banyak orang yang kagum kepadanya karena menyaksikan sihirnya yang menakjubkan. Pada akhir tahun ke-10 Hijriyah, Aswad telah memproklamirkan diri sebagai nabi yang ditunjuk oleh Allah. Menurut pengakuannya dia didampingi oleh dua malaikat yang memberitahukan kepadanya apa saja yang telah dan akan terjadi. Kedua malaikat itu bernama Suhaiq dan Syuqaiq. Sebenarnyalah kedua makhluk yang mendampingi Aswad adalah setan yang biasa mendampingi tukang sihir dan tukang tenung.

Kejahatan Aswad al-’Ansiy akhirnya dapat dihancurkan oleh kaum muslimin. Ia sendiri mati di tangan Fairuz ad-Daylamiy dengan cara dipenggal lehernya dalam keadaan mabuk.

Sedangkan Musailamah adalah Harun bin Habib al-Hanafiy. Dia adalah kepala suku Yamamah. Pada tahun ke-10 Hijriyah, dia bersama rombongannya sebagai utusan dari Bani Hanifah datang menghadap Nabi saw. di Madinah dan memeluk Islam. Namun sekembalinya dari Madinah dia berbalik menjadi kafir, murtad. Dia mendakwakan diri sebagai nabi.

Ternyata, selain punya motif keagamaan, Musailamah juga ingin kekuasaan. Lewat dua orang utusannya ia mengirim surat kepada Nabi saw. Isi suratnya sebagai berikut, “Dari Musailamah utusan Allah kepada Muhammad utusan Allah. Kesejahteraan semoga dilimpahkan atasmu. Aku telah bersekutu dalam urusan kenabian ini denganmu dan bagi kami separuh tanah dan bagi Quraisy separuh tanah, tetapi kaum Quraisy adalah kaum yang melampaui batas.”

Kejahatan Musailamah baru terhenti di masa kekhilafahan Abu Bakar ash-Shiddiq. Untuk mengatasi kekuatan pasukan Musailamah, Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq mengirim pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Walid ra. melalui peperangan yang dahsyat akhirnya kekuatan Musailamah dapat dimusnahkan. Ia sendiri mati ditombak oleh Wahsyi hingga tembus ke tubuh bagian belakangnya.

Tapi ternyata kemunculan nabi-nabi palsu tidak berhenti sampai di situ. Salah satu nabi palsu yang paling ‘ngetop’ adalah Mirza Ghulam Ahmad. Dengan bantuan pemerintah kolonial Inggris, Mirza Ghulam Ahmad mendirikan ajaran Ahmadiyah Qadiyani. Dia sendiri menyatakan sebagai nabi setelah Rasulullah saw. Dia pun memperkenalkan kitab suci selain al-Quran, yakni kitab Tadzkirah. Karena dibantu oleh negara imperialis Inggris maka Ahmadiyah sampai sekarang masih bertahan. Bahkan pusat pergerakan agama itu berada di London.

Bahaya, Lho!
Munculnya nabi-nabi palsu itu jelas nggak diakui oleh agama Islam. Sejak kedatangan Rasulullah saw., umat manusia diingatkan bahwa nggak bakal ada lagi utusan Allah sepeninggal Beliau. Dalam al-Quran, Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Ahzab [33]: 40)

Selain itu, Nabi Muhammad saw. juga sudah berwasiat lho kepada kita semua bahwa emang nggak ada lagi nabi sepeninggal beliau. Sabdanya: “Dulu Bani Israil yang mengurus mereka adalah para nabi, jika salah seorang nabi wafat maka nabi yang lain menggantikannya. Tetapi sesungguhnya tak ada nabi setelahku, dan akan ada para khalifah dan jumlah mereka banyak.” Para sahabat bertanya, “Maka apa yang engkau perintahkah pada kami?” Jawab Rasulullah saw. “Penuhilah bai’at yang pertama dan pertama, dan berilah pada mereka hak mereka, sesungguhnya Allah akan menanyai mereka atas apa yang mereka urus.” (HR Muslim)

Nabi saw. juga pernah berkata kepada Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah, “Wahai Ali tidakkah engkau ridlo kedudukanmu di sisiku seperti Harun as. bagi Musa as.? Akan tetapi bahwasanya tak ada lagi nabi sepeninggalku.” (HR. Bukhari)

So, guys, semoga semuanya jelas bahwa Rasulullah saw. emang nabi terakhir. Nggak ada lagi nabi berikutnya. Pengakuan mereka yang menyatakan diri sebagai nabi lagi bertentangan ama al-Quran dan as-Sunnah. Palsu banget dan nggak kreatif. Pelakunya jelas berdosa besar dan pasti udah keluar dari agama Islam (baca: murtad). Karena keimanan pada Allah juga harus dibarengi dengan iman pada kenabian Muhammad saw. sebagai penutup para nabi dan rasul. Nah, catet baik-baik deh ini. Ok?

Maka pelakunya kudu bertobat sebelum mereka mati. Apalagi kalo kemudian mereka menyebarkan ajarannya pada banyak orang, wah nggak kebayang sebanyak apa dosanya karena mengajarkan kesesatan pada orang lain. Rasulullah saw. bersabda: “…Dan siapa saja yang mencontohkan perbuatan yang buruk kemudian ia berbuat dengannya, maka ia mendapat balasannya dan balasan orang yang mengikutinya tanpa mengurangi balasan mereka sedikitpun,” (HR. Ibnu Majah)

Begitupula para pengikutnya kudu bertobat dan meninggalkan jamaah tersebut. Dan pastinya mereka harus kembali mengucapkan dua kalimat syahadat, dikarenakan mereka udah mengikrarkan sesuatu yang memurtadkan. Kalo mereka bertobat, insya Allah pintu tobat akan dibuka seluas-luasnya oleh Allah.

Kebebasan beragama
Guys, nggak usah heran kenapa hari gini muncul aliran-aliran nyeleneh plus nabi-nabi palsu. Ada dua sebabnya; pertama, banyak orang yang awam terhadap agamanya sendiri (baca: Islam). Tapi, meski awam alias kurang ngerti, mereka berani menakwilkan ajaran Islam termasuk menakwilkan al-Quran. Hasilnya? Ngaco kuadrat! Karenanya, Nabi saw. mengingatkan kita semua tentang bahayanya kebodohan: “Umatku rusak oleh dua golongan manusia; orang alim yang keji dan orang bodoh yang suka beribadah.”

So, kalau kita ngerasa awam—dan emang lebih baik kita ngerasa begitu—seharusnya kita bertanya pada orang yang lebih tahu, pada ustad, pada ulama, banyakin juga baca buku-buku agama. Tujuannya agar kita nggak salah dalam memahami agama. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Janganlah kamu ikuti segala sesuatu yang kamu tidak punya pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati masing-masing ada pertanggungjawabannya.” (QS al-Isra [17]: 36)

Jadi, dengan banyaknya aliran sesat bin aneh, bukannya kita malah takut ngaji, justru kudu banyak ngaji biar semakin paham kebenaran. Tapi, tentu ngajinya yang benar. Ngaji yang benar gimana? Pahami Islam sebagai akidah dan syariat, cari kelompok pengajian yang sesuai dengan kebenaran Islam.
Selain itu, emang bisa jadi lahirnya kelompok-kelompok nyeleneh itu adalah niatan untuk menghancurkan agama Islam. Ini terbukti dari kasus nabi-nabi palsu sebelumnya, termasuk aliran Mirza Ghulam Ahmad. Mereka muncul untuk merusak Islam dan kaum muslimin. Mereka juga bisa jadi adalah orang-orang bayaran kaum kuffar untuk bikin umat Islam semakin kacau.

Tapi guys, bermunculannya ajaran-ajaran itu adalah buah dari demokrasi. Yup, demokrasi itu kan sangat mengagung-agungkan kebebasan, termasuk kebebasan beragama (freedom for religion/hurriyatul aqidah). Menurut paham demokrasi dan hak asasi manusia, setiap orang bebas beragama, menjalankan agama, tidak beragama dan bikin agama sendiri. Halah!

Di negara demokrasi macam Amrik banyak lahir ajaran agama selain Kristen. Sebut aja ada Klu Klux Klan, ada sektenya Charles Manson yang ngetop di tahun 60-an karena melakukan pembunuhan terhadap sejumlah wanita termasuk seorang aktris terkenal, ada juga sekte Temple’s People yang dipimpin pendeta Jim Jones, ada nabi yang bernama David Koresh yang kemudian melakukan baku tembak dengan polisi federal AS (FBI), dan terakhir adalah sekte Gerbang Surga yang melakukan aksi bunuh diri massal di tahun 1997.

Semua agama-agama baru itu ada dengan restu demokrasi dan HAM. Sah aja kok warga negara bikin agama sendiri. Nah, di Indonesia juga dimungkinkan adanya yang seperti itu. Bahkan ketika aliran-aliran sesat itu dihujat, ada segelintir orang yang membela mereka mati-matian. Alasannya, berbeda itu kan hak asasi.

Itu sebabnya nggak usah heran, selama demokrasi dan HAM masih dipuja-puja, maka di masa mendatang akan terus berdatangan nabi-nabi palsu. Malah kedatangan mereka akan dilindungi atas nama hak asasi manusia. Jadi, kalo nabi palsu dihujat karena membawa kesesatan, harusnya demokrasi dan HAM juga dihujat. Itu pun kalau umat Islam ingin selamat dunia wa akhirat.

So, penting banget deh umat Islam kembali pada Islam, menegakkan al-Quran dan as-Sunnah, dan membuang aliran-aliran yang bukan datang dariNya. Cukup deh percaya pada Allah dan RasulNya, jangan pada yang laen! [iwan januar]

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Selamat Datang - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger